Sabtu, 26 Oktober 2013

ANALISIS SALINITAS, SUHU, DAN KECEPATAN SUARA TERHADAP KEDALAMAN AIR LAUT DI PERAIRAN MALDIVES



Gambar 1 Musim Barat (Januari 1995)

Gambar 2 Musim Peralihan I (Maret 1995)

  Gambar 3 Musim Timur (Juli 1995)

Gambar 4 Musim Peralihan II (November 1995)


Kecepatan rambat suara di laut memiliki kecepatan 4x lipat lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan rambat suara di udara. Hal tersebut disebabkan karena partikel air laut lebih rapat dibandingkan dengan partikel udara yang lebih renggang. Dari gambar di atas, secara keseluruhan grafik salinitas, suhu, dan kecepatan suara yang terjadi pada musim barat (Januari), musim peralihan I (Maret), musim timur (Juli), dan musim peralihan II (November) terhadap kedalaman tidak jauh berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya suhu yang menurun yang menyebabkan salinitas pun semakin menurun yang berbanding terbalik dengan bertambahnya kedalaman suatu perairan yang menyebabkan kecepatan suara akan semakin menurun. Suhu pada daerah ini berkisar antara 0 - 27oC, salinitasnya berkisar antara 34,5 - 36,5 psu, sedangkan kecepatan suaranya berkisar antar 1400-1530 m/s. Hal ini berbanding terbalik dengan teori yang diperlajari, di mana jika suhu semakin turun sesuai dengan bertambahnya kedalaman suatu perairan, makan salinitas akan semakin meningkat dan kecepatan suara pun akan menurun.
Pada lapisan Mix Layer, pengaruh suhu sangat besar karena pada lapisan ini pengaruh dari sinar matahari terhadap suhu permukaan sangat besar sehingga mengakibatkan suhu di Mix Layer tinggi. Pada lapisan Termoklin suhu masih sangat berpengaruh, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan suhu yang sangat mencolok. Akan tetapi pada lapisan Deep Layer suhu tidak begitu mempengarui karena perubahan suhu yang tidak mencolok.
Cepat rambat bunyi terhadap salinitas seharusnya berkurang seiring kenaikan salinitas karena meningkatnya densitas. Akan tetapi kenaikan salinitas meningkatkan modulus axial (larutan menjadi kurang kompres), sehingga tiap kenaikan salinitas akan meningkatkan cepat rambat bunyi. Tapi dalam grafik di atas, teori ini tidak berlaku. Hal ini karena temperatur dan salinitas bersifat fleksibel, dapat berubah-ubah sesuai keadaan tertentu.
Kedalaman mempengaruhi cepat rambat suara di dalam air laut. Bertambahnya kedalaman, maka kecepatan suara akan bertambah karena adanya tekanan hidrostatis yang semakin besar dengan bertambahnya kedalaman. Rata-rata terjadi peningkatan kecepatan suara sebesar 0, 017 m/detik setiap kedalaman bertambah 1 meter.
Permukaan laut merupakan pemantul dan penghambur suara yang mempunyai efek yang sangat besar dalam perambatan suara ketika sumber atau penerima berada di perairan dangkal.  Jika permukaan halus sempurna, maka ia akan menjadi pemantul suara yang nyaris sempurna.  Sebaliknya jika permukaan laut kasar kehilangan akibat pantulan mendekati nol.


Sumber :
Nugroho, Andry. 2011. Sifat Fisik dan Faktor yang Mempengaruhi suara di Laut.
http://andrynugrohoatmarinescience.wordpress.com/2011/03/21/sifat-fisikadan-
faktor-yang-mempengaruhi-suara-di-laut/.

Ikhsani, Ajeng Yuniar. 2012. Kecepatan Suara. http://ajengsanisani.blogspot.com/2012/10/kecepatan-suara.html